¤ Jangan selalu menunggu orang lain.
¤ Menjatuhkan ponsel k'dlm satu bak air, bisa merusak p0nselnya.
¤ Ibumu pasti tahu kalau kau mengecat rambutmu menjadi ungu.
¤ Jangan pernah jatuh cinta kepada seseorang yang tinggal lebih dari 1000 km jauhnya. Biasanya tdk brhsil.
¤ Kalau menyakitkan, JANGAN MELAKUKNYA LAGI!
¤ Sesuatu yang tak membunuhmu bisa membuatmu lebih kuat.
¤ Berbicara di depan umum akan semakin mudah jika latihan dulu.
¤ 10 thn dari sekarang, apa yang kita ributkan takkan ada artinya lagi.
¤ Jerawat selalu muncul saat kau tak menginginkanya.
¤ Selalulah tinggal seusai sekolah karena di situlah persahabatan terjalin.
¤ Saat ragu, merunduklah. Saat yakin tak perlu, karena sudah kepalang basah.
¤ Kalau kau tidak hidup (maksudku benar-benar hidup), berarti kau sudah mati.
¤ Hanya karena seseorang menggodamu tiada henti, belum pasti ia menyukaimu
¤ Orang tua takkan ada selamanya, dan kau harus menghargai mereka saat mereka ada
¤ Kadang-kadang orang pintar dapat melakukan hal yang sangat bodoh
¤ berbuat baik pad orang akan banyak manfaatnya bagi dirimu
¤ Satu-satunya orang yang dapat benar-benar kau cintai biasanya ada tepat di hadapanmu
¤ Jangan PERNAH membiarkan lawan jenis membuatmu melepaskan nilai-nilai yang selama ini kau anut. Jangan pernah!
¤ Pikirkn baik-baik sebelum bertindak
Selasa, 30 Juli 2013
Pelajaran Seumur Hidup (Chicken Soup for The Teenage Soul)
"Lihat si gembrot!"
Anak-anak di SMU bisa berlaku kejam & begitulah sikap kami terhadap seorang pemuda bernama Matt yang duduk di kelasku. Kami menirunya, menggodanya, dan mengejeknya tentang ukuran tubuhnya. Ia setidaknya kegemukkan 25 kg. Ia merasakan sakitnya dipilih terakhir untuk main bola basket / baseball. Matt akan selalu ingat berbagai tipu daya yg mempermainkannya, mengacak-acak loker'y, menumpuk buku-buku perpustakaan di mejanya saat makan siang, dan menyemprotnya dengan air sedngin es dikamar mandi setelah kelas olah raga.
Suatu hari ia duduk didekatku dikelas olahraga. Seseorang mendorongnya dan ia terjatuh menabrakku dan menimpa kakiku dengan cukup keras. Anak yang mendrongnya mengatakan Matt yang melakuknya. Karena seluruh kelas menonton, aku terpaksa memilih untuk mengabaikannya untuk mengajak Matt berkelahi. Aku memilih berkelahi agar citraku tetap utuh.
Aku berseru, "Ayo, Matt, kita berkelahi!" Ia berkata tak mau. Tapi tekanan teman-teman mau tak mau memaksanya terseret kedalam konflìk ini. Ia menghampiriku dengan mengepalkan tangan. Ia bukan George Foreman. Dengan satu pukulan aku membuat hidungnya berdarah dan kelas menjadi ribut. Saat itulah guru olahraga memasuki ruangan. Ia melihat kami sedang berkelahi dan ia menyuruh kami berlari keliling lapangan. Ia mengikuti kami sambil tersenyum dan berkata, "Aku ingin kalian berdua lari satu keliling sambil bergandengan tangan." Ruangan langsung
meledak dengan tawa. Kami berdua sangat malu, tapi
aku dan Matt keluar ke lapangan dan berlari satu keliling *kami bergandengan*.
Di tengah-tengah kami berlari, aku ingat menoleh kepadanya. Darah tampak masih mengalir dari hidungnya & berat badannya melambatkan larinya.
Terpikir olehku bahwa ia adalah manusia, yang tak jauh berbeda dariku. Kami saling berpandangan dan mulai tertawa. Kemudian, kami menjadi teman baik.
Berlari mengelilingi lapangan sambil bergandengan
tangan membuatku tak lagi melihat Matt sebagai si gemuk / si dungu. Ia adalah manusia yg memiliki nilai batin yang nilainya melebihi nilai lahiriah. Sungguh mengagumkan apa yang kupelajari saat aku di paksa bergandengan tangan dengan seseorang, meskipun hanya sepanjang 1 km.
Selama sisa hidupku aku tak pernah lagi memukul orang lain...
_Medard Laz_
^_^
So don't you bring me down today...!
Anak-anak di SMU bisa berlaku kejam & begitulah sikap kami terhadap seorang pemuda bernama Matt yang duduk di kelasku. Kami menirunya, menggodanya, dan mengejeknya tentang ukuran tubuhnya. Ia setidaknya kegemukkan 25 kg. Ia merasakan sakitnya dipilih terakhir untuk main bola basket / baseball. Matt akan selalu ingat berbagai tipu daya yg mempermainkannya, mengacak-acak loker'y, menumpuk buku-buku perpustakaan di mejanya saat makan siang, dan menyemprotnya dengan air sedngin es dikamar mandi setelah kelas olah raga.
Suatu hari ia duduk didekatku dikelas olahraga. Seseorang mendorongnya dan ia terjatuh menabrakku dan menimpa kakiku dengan cukup keras. Anak yang mendrongnya mengatakan Matt yang melakuknya. Karena seluruh kelas menonton, aku terpaksa memilih untuk mengabaikannya untuk mengajak Matt berkelahi. Aku memilih berkelahi agar citraku tetap utuh.
Aku berseru, "Ayo, Matt, kita berkelahi!" Ia berkata tak mau. Tapi tekanan teman-teman mau tak mau memaksanya terseret kedalam konflìk ini. Ia menghampiriku dengan mengepalkan tangan. Ia bukan George Foreman. Dengan satu pukulan aku membuat hidungnya berdarah dan kelas menjadi ribut. Saat itulah guru olahraga memasuki ruangan. Ia melihat kami sedang berkelahi dan ia menyuruh kami berlari keliling lapangan. Ia mengikuti kami sambil tersenyum dan berkata, "Aku ingin kalian berdua lari satu keliling sambil bergandengan tangan." Ruangan langsung
meledak dengan tawa. Kami berdua sangat malu, tapi
aku dan Matt keluar ke lapangan dan berlari satu keliling *kami bergandengan*.
Di tengah-tengah kami berlari, aku ingat menoleh kepadanya. Darah tampak masih mengalir dari hidungnya & berat badannya melambatkan larinya.
Terpikir olehku bahwa ia adalah manusia, yang tak jauh berbeda dariku. Kami saling berpandangan dan mulai tertawa. Kemudian, kami menjadi teman baik.
Berlari mengelilingi lapangan sambil bergandengan
tangan membuatku tak lagi melihat Matt sebagai si gemuk / si dungu. Ia adalah manusia yg memiliki nilai batin yang nilainya melebihi nilai lahiriah. Sungguh mengagumkan apa yang kupelajari saat aku di paksa bergandengan tangan dengan seseorang, meskipun hanya sepanjang 1 km.
Selama sisa hidupku aku tak pernah lagi memukul orang lain...
_Medard Laz_
^_^
So don't you bring me down today...!
Penerapan Praktis (Chicken Soup For The Teenage Soul)
Si prìa mengajarinya aritmatika,
Si pria menciumnya sekali, menciumnya dua kali dan berkata,
"Nah, itu namanya penjumlahan."
Dan saat si pria mengecupnya lagi dan lagi
Tanpa banyak ribut,
Si wanita balas menciumnya dengan manis dan berkata,
"Nah, itu tadi pengurangan."
Lalu si pria menciumnya, dan si wanita menciumnya,
Tanpa ada penjelasan,
Dan keduanya tersenyum dan berkata,
"Yang itu tadi perkalian."
Lalu muncul sang ayah menyaksikan kejadian itu dan segera mengambil keputusan,
Sang ayah menendang si pria itu tiga blok jauhnya
Dan berkata, "Nah, yang ini pembagian panjang!"
_Dan Clark_ ^_^
Si pria menciumnya sekali, menciumnya dua kali dan berkata,
"Nah, itu namanya penjumlahan."
Dan saat si pria mengecupnya lagi dan lagi
Tanpa banyak ribut,
Si wanita balas menciumnya dengan manis dan berkata,
"Nah, itu tadi pengurangan."
Lalu si pria menciumnya, dan si wanita menciumnya,
Tanpa ada penjelasan,
Dan keduanya tersenyum dan berkata,
"Yang itu tadi perkalian."
Lalu muncul sang ayah menyaksikan kejadian itu dan segera mengambil keputusan,
Sang ayah menendang si pria itu tiga blok jauhnya
Dan berkata, "Nah, yang ini pembagian panjang!"
_Dan Clark_ ^_^